Selasa, 28 Agustus 2007

Menelusuri Jalan Hobi

Berawal dari persahabatan yang tak di duga, bersama teman yang berkebangsaan Tasikmalaya, begitu dia mengaku padaku. Sosok yang sering terlihat misterius dan susah ditebak arah pembicaraannya, kukenal juga dia memiliki sebuah kata mutiara yang kuanggap itu sebagai kata-kata kebanggaannya, Pencinta Wanita. Kini ia tinggal di kawasan Darut Tauhid dengan ongkos mondoknya yang harus dicari, hingga seribu cara dia akali agar dapat menutupi biaya bulanannya. Dia adalah seorang lelaki langka yang menjadi musafir tekun dan ulet, yang telah mengajariku bagaimana cara memikat pembeli untuk dapat membeli produk yang sedang di dagangkannya. Yang ku tahu dia juga seorang psikolog, yang mengaku cukup pusing juga, ketika sedang menghadapi puluhan orang yang datang untuk berkonsultasi padanya. Thanks my brother. Kapan kita ketemu lagi. Jika kau baca tulisanku, datanglah ke istanaku yang berlantaikan tanah coklat yang pekat. Ku tunggu kau di sana. Thanks Dian.

Darahku mengalir deras saat ribuan huruf kusentuh lembut. Jantungku berdebar kencang, saat makna indah menusuk terawang mataku. Sentuhan, debaran, keindahan, semua itu aku dapatkan dari insan yang banyak mengajari aku merasakan makna buku bagi kecerdasan. Hingga terlahirlah benih kehausan dalam diri untuk menjiwai lebih dalam bagaimana rasa dahaga itu agar selalu datang setiap waktu. Pada akhirnya waktu menjawab dahagaku. Karya pertamaku yang di dominasi perenungan sebuah tausiah para ulama muda di sebuah pondok pesantren Darut Tauhi,.”Ternyata Mudah jadi Juara”, itu karya perdanaku yang penuh dengan keambisian untuk segera diterbitkan. Dengan perjalanan yang cukup lama dan membutuhkan kesabaran, Alhamdulillah karyaku terbit hingga tersebar di seluruh gramedia dan toko-toko di seluruh Indonesia.kini aku sedang mengukir kembali perjalanan sebuah novel yang entah kapan akan coba diterbitkan.
To be continue…

Senin, 20 Agustus 2007

Temu Karya Karang Taruna Indonesia (KTI)

Bupati Purwakarta Drs. H. Lily Hambali Hasan, Msi, pada hari Selasa ( 15/6) di Hotel Intan Purwakarta membuka acara Temu Karya Karang Taruna Indonesia (KTI) se- Kabupaten Purwakarta Tahun 2004. Dalam arahannya Bupati menyatakan kegiatan tersebut mempunyai arti yang sangat penting dan strategis, karena selain sebagai forum silaturahmi, juga dapat dijadikan media untuk menyamakan visi dan misi serta saling tukar menukar informasi diantara sesama anggota Karang Taruna, sehingga diharapkan aktifitas dan keberadaan karang Taruna di Kabupaten Purwakarta akan semakin meningkat dan semakin baik.

Menurut Bupati sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang berbasis di desa, Karang Taruna memiliki posisi strategis apalagi keanggotaannya menganut sistem stelsel pasif, di mana seluruh generasi muda yang ada di desa dan kelurahan yang berusia ll s/d 45 tahun secara otomatis adalah warga Karang Taruna, maka tugas pokok Karang Taruna adalah bersama-sama pemerintah turut menanggulangi masalah kesejahteraan sosial, baik secara prefentif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Bupati menilai Karang Taruna akan kehilangan ‘ Ruh’ apabila tidak fokus pada pedesaan. Oleh karena itu pengurus Karang Taruna harus kredibel, memiliki manajemen yang baik dan tetap fokus perhatiannya pada pengembangan desa.

Bupati yakin Karang Taruna akan menjadi kekuatan yang dominan dalam pembangunan serta akan mampu mendorong kemajuan pembangunan di desa/kelurahan, umumnya di Kabupaten Purwakarta, apabila dibina dan dikembangkan dengan lebih terarah dan terpadu serta didukung oleh para pengurus dan anggotanya yang benar-benar aktif, kreatif dan sensitif.

Di akhir sambutannya Bupati minta kepada pengurus Karang taruna agar dalam membuat program harus benar-benar realistis sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. “ Lebih baik membuat jembatan dari Bambu tapi nyata, daripada membuat jembatan dari Emas tapi diawang-awang.” Ujar Bupati.

Sebelumnya Plt Ketua Karang Taruna Indonesia Propinsi Jawa Barat Charly Dahlan,SIP,Shi, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Muhammad Satria mengatakan bahwa sebagai organisasi sosial kepemudaan non-partisan yang independen dan mandiri, maka Karang Taruna Indonesia memiliki posisi dan peran strategis di tengah masyarakat. Selain sebagai pemersatu anak bangsa, KT juga berpotensi membangun dan menjalin kerjasama lintas dan antar sektor dengan pemerintah, dunia usaha, dan komponen masyarakat lainnya.

Untuk mencapai KT yang lebih profesional, menurut Charly kualitas SDM yang mumpuni, dan kinerja kelembagaan yang tangguh, maka harus dibangun nilai-nilai kebersamaan, kesepakatan dan komitmen terhadap kepentingan masyarakat banyak. Oleh karenanya ia berharap melalui Temu Karya tersebut dapat melahirkan kepemimpinan dan kepengurusan yang amanah, jujur, kreatif, bertanggungjawab serta dapat bermanfaat bagi perjalanan organisasi ke depan.

Dalam kesempatan yang sama Drs.M. Syachrul Koswara,MM, Kabag Sosial Setda Purwakarta menyatakan bahwa kepengurusan KTI harus berbasis desa dan dalam perjalanannya harus menekankan pada aspek kebersamaan, persaudaran, apalagi KT sebagai perekat bangsa, maka keberdaaanya harus menjadi pemersatu. Ia berharap dalam temu karya tersebut dapat terpilih pengurus yang kredibel dan mampu mensejajarkan diri dengan organisasi-organisasi lainnya.

Usai acara pembukaaan, Temu Karya dilanjutkan dengan pemilihan Ketua KTI untuk periode 2004-2008, dan hasil akhir pemilihan telah ditetapkan Sesep Hasyim Ketua karang Taruna dari Desa Cipancur Kecamatan Cibatu terpilih menjadi Ketua KTI Kabupaten Purwakarta untuk periode 2004-2008 dengan mendapat dukungan 11 dari pengurus KTI Kecamatan

Hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Komisi E, para Kepala Dinas, serta para ketua Karang Taruna Desa/Kelurahan se-Kabupaten Purwakarta.

Temu Karya Karang Taruna Indonesia (KTI)

Bupati Purwakarta Drs. H. Lily Hambali Hasan, Msi, pada hari Selasa ( 15/6) di Hotel Intan Purwakarta membuka acara Temu Karya Karang Taruna Indonesia (KTI) se- Kabupaten Purwakarta Tahun 2004. Dalam arahannya Bupati menyatakan kegiatan tersebut mempunyai arti yang sangat penting dan strategis, karena selain sebagai forum silaturahmi, juga dapat dijadikan media untuk menyamakan visi dan misi serta saling tukar menukar informasi diantara sesama anggota Karang Taruna, sehingga diharapkan aktifitas dan keberadaan karang Taruna di Kabupaten Purwakarta akan semakin meningkat dan semakin baik.

Menurut Bupati sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang berbasis di desa, Karang Taruna memiliki posisi strategis apalagi keanggotaannya menganut sistem stelsel pasif, di mana seluruh generasi muda yang ada di desa dan kelurahan yang berusia ll s/d 45 tahun secara otomatis adalah warga Karang Taruna, maka tugas pokok Karang Taruna adalah bersama-sama pemerintah turut menanggulangi masalah kesejahteraan sosial, baik secara prefentif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Bupati menilai Karang Taruna akan kehilangan ‘ Ruh’ apabila tidak fokus pada pedesaan. Oleh karena itu pengurus Karang Taruna harus kredibel, memiliki manajemen yang baik dan tetap fokus perhatiannya pada pengembangan desa.

Bupati yakin Karang Taruna akan menjadi kekuatan yang dominan dalam pembangunan serta akan mampu mendorong kemajuan pembangunan di desa/kelurahan, umumnya di Kabupaten Purwakarta, apabila dibina dan dikembangkan dengan lebih terarah dan terpadu serta didukung oleh para pengurus dan anggotanya yang benar-benar aktif, kreatif dan sensitif.

Di akhir sambutannya Bupati minta kepada pengurus Karang taruna agar dalam membuat program harus benar-benar realistis sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. “ Lebih baik membuat jembatan dari Bambu tapi nyata, daripada membuat jembatan dari Emas tapi diawang-awang.” Ujar Bupati.

Sebelumnya Plt Ketua Karang Taruna Indonesia Propinsi Jawa Barat Charly Dahlan,SIP,Shi, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Muhammad Satria mengatakan bahwa sebagai organisasi sosial kepemudaan non-partisan yang independen dan mandiri, maka Karang Taruna Indonesia memiliki posisi dan peran strategis di tengah masyarakat. Selain sebagai pemersatu anak bangsa, KT juga berpotensi membangun dan menjalin kerjasama lintas dan antar sektor dengan pemerintah, dunia usaha, dan komponen masyarakat lainnya.

Untuk mencapai KT yang lebih profesional, menurut Charly kualitas SDM yang mumpuni, dan kinerja kelembagaan yang tangguh, maka harus dibangun nilai-nilai kebersamaan, kesepakatan dan komitmen terhadap kepentingan masyarakat banyak. Oleh karenanya ia berharap melalui Temu Karya tersebut dapat melahirkan kepemimpinan dan kepengurusan yang amanah, jujur, kreatif, bertanggungjawab serta dapat bermanfaat bagi perjalanan organisasi ke depan.

Dalam kesempatan yang sama Drs.M. Syachrul Koswara,MM, Kabag Sosial Setda Purwakarta menyatakan bahwa kepengurusan KTI harus berbasis desa dan dalam perjalanannya harus menekankan pada aspek kebersamaan, persaudaran, apalagi KT sebagai perekat bangsa, maka keberdaaanya harus menjadi pemersatu. Ia berharap dalam temu karya tersebut dapat terpilih pengurus yang kredibel dan mampu mensejajarkan diri dengan organisasi-organisasi lainnya.

Usai acara pembukaaan, Temu Karya dilanjutkan dengan pemilihan Ketua KTI untuk periode 2004-2008, dan hasil akhir pemilihan telah ditetapkan Sesep Hasyim Ketua karang Taruna dari Desa Cipancur Kecamatan Cibatu terpilih menjadi Ketua KTI Kabupaten Purwakarta untuk periode 2004-2008 dengan mendapat dukungan 11 dari pengurus KTI Kecamatan

Hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Komisi E, para Kepala Dinas, serta para ketua Karang Taruna Desa/Kelurahan se-Kabupaten Purwakarta.